Home / Berita Umum / Winarsih Keluar Dari Zona Aman Demi Hoby Masa Kecil

Winarsih Keluar Dari Zona Aman Demi Hoby Masa Kecil

Winarsih Keluar Dari Zona Aman Demi Hoby Masa Kecil – Tidak ada hasil yang mengkhianati proses. Mungkin itu ungkapan yang pas untuk memvisualisasikan keberhasilan Winarsih yang meningkatkan hoby waktu kecilnya jadi usaha. Dari usaha kerajinan rajut, dia memperoleh omzet Rp 30 juta tiap-tiap bulannya.

Keberhasilan yang dicapai wanita asal Desa Karangrejo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan itu bukan tiada pengorbanan. Dia tinggalkan zone amannya menjadi karyawan untuk harapan jadi seseorang entrepreneur.

“Saya awal mulanya kerja di pabrik korek api di Kemapanan (Gempol) saat 15 tahun. Saya ajukan mundur dari perusahaan serta berkemauan mengawali usaha,” kata wanita berumur 51 tahun waktu terlibat perbincangan, Minggu (17/2/2019).

Dengan bekal uang tabungan saat belasan tahun jadi karyawan, Winarsih meniti usaha kerajinan rajut pada tahun 2015. Usaha itu ia pilih berdasar pada hoby disukai.

“Semenjak kecil saya senang merajut benang, hoby itu selalu saya kerjakan saat kerja di pabrik. Saya berfikir hoby saya dapat di kembangkan menjadi usaha,” lebih Winarsih.

Walau telah merajut semenjak kecil, Winarsih masih terasa haus pengetahuan. Dia juga ikuti beberapa kursus yang diselenggarakan Dinas Koperasi serta UMKM Kabupaten Pasuruan untuk memantabkan ketrampilan merajut.

Sesudah ikuti kursus serta beberapa lomba kreasi, Winarsih mengawali usaha dengan kepercayaan tinggi. Dibantu anak-anaknya, dia mengawali membuat tas rajut. Hasil produksi awal digunakan sendiri serta keluarga.

“Dari sana banyak yang bertanya. Tetangga serta rekan-rekan pada akhirnya beli. Pada akhirnya mulai diketahui serta banyak pesanan,” katanya.

Makin lama upayanya berkembang. Winarsih lalu mengawali membuat taplak meja, sarung bantal, bunga rajut, sepatu, sandal, karpet, tempat lampu sampai partisi rumah. Pasar kerajinan rajut kepunyaannya makin meluas bukan sekedar hanya rekan serta tetangga. Dari mulai Pusat Kerajinan Rajut Kaboki Sukorejo sampai beberapa penjual tas.

Bersamaan perubahan usaha, Winarsih mendayakan beberapa tetangga untuk bikin bermacam kerajinan rajut. Dia mengajarkan mereka sampai dapat lalu dikasih bahan untuk dirajut sesuai dengan pesanan. Mereka setor barang 1/2 jadi Winarsih.

Sampai sekarang ini, Winarsih telah mendayakan 25 tetangga serta 20 salah satunya bekerja dibagian produksi. Tiga orang dibagian finishing serta dua orang menjadi karyawan masih yang mengurus galerinya.

“Saya buka galeri kerajinan rajut di Taman Dayu,” sambungnya.

Winarsih terima pesanan kerajinan rajut dari beberapa kota seperti Bali sampai Jakarta. Bahkan juga dia beberapa kali sudah mengekspor produknya ke Korea.

“Jika cocok ramai pesanan, dapat kerepotan. Mesti nambah orang untuk produksi. Saya berharap usaha ini selalu berkembang hingga makin banyak yang dapat saya berdayakan. Saya dengan suka hati mengajarkan mereka yang ingin dapat merajut,” tuturnya.

Winarsih pun mengungkapkan modal awal upayanya. Sekarang omzet yang dia raup tiap-tiap bulannya dapat dua sampai 3x lipat dari modal pertamanya.

“Modal awal saat itu seputar Rp 10 juta. Saat ini omset saya Rp 20 juta sampai Rp 30 juta satu bulan,” pungkas Winarsih.

About admin

Check Also

Trik Pemerintah Menanggulangi Kelangkaan Garam

Trik Pemerintah Menanggulangi Kelangkaan Garam – Faedah penuhi kepentingan garam nasional, pemerintah kuatkan kerjasama lewat …