Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar Terkena OTT Beserta Uang Pecahan – Tumpukan uang kertas penuhi kardus diambil alih KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Uang dalam pecahan Rp 100 ribu sampai Rp 20 ribu itu dimaksud KPK adalah uang yang disatukan beberapa kepala SMP di kabupaten yang di pimpin Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar itu.
Si bupati sendiri yang rupanya minta uang itu. Ia sudah dijaring KPK dengan sangkaan memotong biaya dana alokasi spesial (DAK) pendidikan yang diserahkan untuk 200 sekolah di Kabupaten Cianjur.
“Dari seputar 200 SMP yang ajukan, alokasi DAK yang di setujui ialah untuk seputar 140 SMP di Cianjur,” kata Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan dalam pertemuan wartawan di kantornya Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (12/12/2018).
KPK juga telah menangkap Irvan menjadi terduga dengan pendapat menyunat biaya DAK pendidikan yang totalnya Rp 46,8 miliar itu. Ia awal mulanya terjaring OTT KPK pada Rabu setelah subuh.
Tersebut fakta-fakta OTT KPK itu seperti dirangkum detikcom:
1. Bupati Irvan Disangka Bisa ‘Jatah’ Rp 3,276 M
Dari keseluruhan biaya DAK pendidikan Kabupaten Cianjur, Irvan memotong 14,5 % atau seputar Rp 6,78 miliar. Uang itu dibagi-bagi ke beberapa orang, sedang Rivan mendapatkan jatah seputar Rp 3,276 miliar.
Orang yang lain yang mendapatkan jatah yakni Cecep Sobandi sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur serta Rosidin sebagai Kepala Bagian SMP di Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur. Kedua-duanya juga jadi terduga.
2. Kakak Ipar Irvan Ikut Terduga tetapi Belumlah Diamankan
Diluar itu, ada seseorang kembali yang diputuskan menjadi terduga yakni Tubagus Cepy Sethiady. Ia adalah kakak ipar Irvan yang bertindak selaku penghubung.
Akan tetapi Cepy tidak terjaring dalam OTT hingga masih tetap bebas sekarang ini. KPK juga menyarankan Cepy selekasnya menyerahkan diri.
3. Kode Uang ‘Cempaka’
Dalam masalah ini, KPK ikut membuka terdapatnya kode atau sandi spesial yakni Cempaka. Nama itu disangka KPK mengacu pada Irvan.
“Sandi yang dipakai ialah ‘cempaka’, yang disangka adalah kode yang menunjuk Bupati IRM (Irvan Rivano Muchtar),” tutur Basaria.
4. Biaya untuk Bangun Sarana 140 SMP
KPK menyebutkan dana yang dipangkas Irvan dkk itu bisa dipakai seputar 140 SMP di Cianjur untuk bangun sarana sekolah, seperti ruangan kelas, laboratorium, atau sarana lainnya. Akan tetapi gegara tindakan Irvan dkk itu, pemakaian uang itu jadi tidak optimal.
“Jelas sebagai korban ialah beberapa siswa di Cianjur serta penduduk yang semestinya nikmati biaya DAK itu dengan optimal,” kata Basaria.
5. Irvan Mundur dari Ormas NasDem
Tidak hanya menjadi bupati, Irvan ikut menjabat menjadi Ketua Garda Pemuda (GP) NasDem Jawa Barat. Organisasi itu adalah sayap Partai NasDem.
Akan tetapi sesudah dikatakan menjadi terduga, Irvan mengundurkan diri dari jabatan itu. Surat pengunduran diri itu telah di terima Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GP NasDem.
“Kami terima baik pengunduran diri Saudara Irvan Rivano M dari jabatan Ketua DPW GP NasDem Jawa barat,” demikian pengakuan tercatat DPP GP NasDem.